Translate to
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Tunggu Posting Terbaru Dari Yoemedia, Don't Go Anywhere

Jumat, 18 Februari 2011

Bukan Saatnya Ketinggalan Teknologi Informasi


oleh : Wahyu Rahmanto

Teknologi Informasi, Kata Teknologi dan informasi mungkin bukanlah kata yang asing. Apalagi buat orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan atau orang yang bekerja di bidangnya (teknologi).10-20 tahun yang lalu teknologi selalu dikaitkan dengan industri, sehingga pada saat itu orang beramai-ramai menggunjing dunia industri yang memang sampai sekarang masih ada dan sangat vital.Tetapi sekarang rupanya sudah berubah. Dengan hadirnya Teknologi Informasi yang bisa dikatakan rajanya era gloabalisasi disaat ini.

Jika kita berbicara IT tidak bisa lepas dari dua alat yang sangat vital peranannya, yaitu komputer dan koneksi internet. Kenapa demikian? berikut ini disampaikan pengertian teknologi informasi yang saya kutip dari buku karya pakar IT (Pengenalan Teknologi Informasi karya Abdul Kadir & Terra Ch.Triwahyuni) .

"Williams dan Sawyer (2003) mengatakan bahwa Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi ( komputer ) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan audio".

Internet merupakan salah satu media komunikasi yang seperti disampaikan Willliams & Sawyer diatas. Sekarang ini semua orang sudah mengenal internet mulai dari anak SD hingga orang dewasa.Tetapi banyak diantara mereka (pengguna) yang mengerti cara, fungsi, untuk apa internet bisa dimanfaatkan secara optimal. Banyak layanan yang diberikan di internet yang jika dimanfaatkan secara baik bisa menjadi sumber informasi yang sangat dasyat. Untuk itu mari belajar IT ! belajar teknologi informasi bukan hanya untuk mahasiswa-mahasiswa ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi atau serumpun lainnya, tetapi bagi kita semua.
Banyak orang yang sukses saat ini tak terlepaskan dari peranan IT, mulai dari yang memproduksi alat-alat IT hingga yang memakai, dari mulai bussinessman, pejabat, akademisi dan kalangan masyarakat lainnya
ingat !!!!! hanya orang-orang yang ketinggalan informasi yang susah untuk maju dan sukses

Sabtu, 12 Februari 2011

HIV/AIDS dan Pencegahannya.

Oleh : Wahyu Rahmanto.

Mengenal HIV/AIDS.
HIV/AIDS mungkin sudah banyak yang dengar kata tersebut, tapi masih banyak yang belum tahu apa itu HIV/AIDS. HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency. Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Orang yang mengidap HIV disebut HIV + (HIV positif ) atau mengidap secara fisik baik-baik saja tidak berbeda dengan yang lain.
Kepanjangan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala penyakit akibat hilangnya/menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. 

Gejala HIV/AIDS.
Orang yang mengidap HIV tidak menunjukkan gejala apapun, tapi untuk memastikannya harus melalui tes di laboratorium. Terhitung dari saat pertama terkena HIV, 5-10 tahun kemudian barulah orang tersebut menderita AIDS.

Cara Penularan HIV/AIDS.
Pada prinsipnya, HIV/AIDS menular melalui perpindahan virus HIV dari darah dan/atau cairan sperma/vagina seorang penderita kepada orang lain, HIV hanya dapat bertahan hidup dan mampu menularkan di dalam kedua jenis cairan tubuh tadi, sedangkan dicairan tubuh lainnya, seperti : air ludah, keringat, air mata, tidak cukup untuk menularkan. Untuk jelasnya, HIV/AIDS menular melalui :
1. Hubungan Seksual, antara penderita AIDS dengan orang lain.
2. Transfusi darah yang mengandung HIV, atau transpalantasi organ tubuh dari penderita.
3. Penggunaan alat suntik dan tusuk (tindih, tato, pisau cukur, bahkan sikat gigi) bergantian    dengan penderita AIDS.
4. Perpindahan HIV dari penderita AIDS yang hamil kepada yang dikandungnya.

Mengapa HIV/AIDS perlu diwaspadai.
1. AIDS menghancurkan sistem kekbalan orang yang menderitannya, sehingga penyakit lain yang    masuk akan dengan meudah menyebabkan penderitaan da kematian.
2. Sampai saat ini belum ada obat penyembuh yang menjanjikan ataupun vaksin pencegahnya,    kalaupun ada sangat minim sekali pengaruhnya.
3. HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal warna kulit, jenis kelamin dan    sebagainya.
4. Penyebarannya sangat cepat dan sebagian besar penularannya melalui hubungan seksual yang    menyimpang seperti sex bebas/gonta-ganti pasangan.

Pencegahan HIV/AIDS.
Banyak cara untuk mencegah terjangkitnya HIV/AIDS kepada kita, diantaranya :
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berperilaku Seksual yang halal dan sehat.
3. Berhati-hati dalam menggunakan produk darah , jarum suntik atau alat tusuk lainnya (termasuk    pisau cukur ) jangan sampai terinfeksi HIV.
4. Bagi yang belum menikah dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan sex (Abstinesia).
5. Setia dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV.
6. Gunakan pengaman/kondom jika melakukan hubungan sex yang beresiko.
7. Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril.

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kamis, 10 Februari 2011

Masturbasi Pada Pria


Oleh : dr. Puti Naindra Alevia
Ada sebuah pernyataan yang sempat beredar di masyarakat, dikutip di majalah serta film, bahwa setiap tujuh detik, isi pikiran spesies homo sapiens yang berjenis kelamin laki-laki adalah: seks. Artinya, jika dalam satu hari seorang pria dalam keadaan bangun selama 16 jam, pikiran mengenai seks timbul dalam kepala sebanyak sekitar 8000 kali! Masuk akal?
Pernyataan tersebut ternyata merupakan mitos belaka yang tidak jelas sumbernya, kenyatannya tidak seekstrem itu. Penelitian yang dilakukan oleh The Kinsey Institute di Indiana University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 54% pria memikirkan seks minimal 1 kali sehari,43% beberapa kali dalam seminggu atau sebulan, sedangkan 4% sekali sebulan. Dalam hal ini, faktor visual memiliki pengaruh yang besar. Arus informasi yang datang tanpa terbendung melalui media cetak, televisi, film, maupun internet membuat adanya rangsangan atau godaan visual tersebut makin mudah diakses.
Adanya pikiran atau rangsangan visual tersebut akan diikuti oleh suatu respon seksual. Respon seksual terdiri dari 3 fase: keinginan (desire), terangsang secara seksual (arousal), serta orgasme. Adapun orgasme hanya bisa dicapai dengan diberikannya rangsangan taktil (sentuhan) lanjutan pada alat kelamin, baik dengan hubungan intim biasa atau pun masturbasi. Karena banyaknya rangsangan visual yang mudah didapatkan, kemungkinan seseorang melakukan masturbasi pun semakin meningkat.
Masturbasi Dari Segi Kesehatan? 
Kebiasaan masturbasi seringkali dikaitkan dengan kemampuan ereksi dan ejakulasi pria. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Bila dilakukan dengan tepat, onani atau masturbasi dapat melatih seseorang mengendalikan sensitivitas dan penerimaannya terhadap stimulus/rangsangan seksual. Yang dimaksud dengan tepat disini adalah dengan masturbasi seseorang dapat memanfaatkan rangsangan tersebut secara perlahan, jangan terburu-buru untuk mencapai orgasme. sehingga dapat meningkatkan lama dari penetrasi.
Namun, seperti halnya kebiasaan lain, segala sesuatu yang berlebihan akhirnya dapat mendatangkan dampak yang tidak diinginkan. Masturbasi yang terlalu keras atau terlalu sering dapat mengiritasi kulit penis. Jika menggunakan alat bantu seperti kain, proses tersebut dapat menyebabkan luka pada saluran kemih bawah sehingga terbentuk jaringan parut di dalamnya. Adanya jaringan parut ini dapat menyebabkan pancuran urin yang bercabang atau muncrat sulit dikontrol. Pada kasus-kasus tertentu, mastubasi bahkan dapat menyebabkan fraktur penis, yaitu robekan pada tunika albuginea penis. Hal ini terjadi jika penis yang ereksi menghantam objek yang keras atau menghadap ke bawah.
Seseorang dengan kebiasaan terlalu sering masturbasi dapat mengalami perubahan pola tidur, stres, gangguan panik/kecemasan, lemas, kurangnya konsentrasi yang pada akhirnya dapat juga menyebabkan disfungsi ereksi dan impotensi. Jika sudah memiliki pasangan, masturbasi yang terlalu berlebihan justru dapat menyebabkan hilangnya kepuasan dalam berhubungan seks dengan pasangannya.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara hubungan seksual dan masturbasi dengan risiko kanker prostat. Sebetulnya beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Pada tahun 2003, sebuah penelitian yang dimuat pada BJU International menunjukkan adanya hubungan antara ejakulasi yang terlalu sering saat muda dengan risiko kanker prostat pada masa tua. Namun, The Journal of the American Medical Association pada tahun 2004 melaporkan bahwa frekuensi ejakulasi tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat.
Pada bulan Januari 2009, BJU International dimuat suatu penelitian yang menunjukkan bahwa seringnya masturbasi pada pria muda meningkatkan risiko kanker prostat, namun pada orang tua justru risiko tersebut berkurang. Sebagai tambahan, hubungan seks justru tidak mempengaruhi risiko kanker prostat. Teori yang diajukan peneliti adalah bukan proses masturbasi yang meningkatkan risiko kanker prostat, melainkan tingginya kadar hormon seks pada pria-pria muda tersebut. Kadar hormon seks yang tinggi itu lah yang membuat mereka menjadi lebih sering masturbasi serta meningkatkan risiko kanker prostat yang sensitif terhadap hormon (jika mereka memiliki faktor risiko genetik). Sedangkan pada pria di atas 50 tahun, menurut para peneliti tersebut, masturbasi yang sering justru membantu mengeluarkan cairan prostat yang mungkin mengandung substansi-substansi penyebab kanker.
Memang dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan masturbasi dan kanker prostat ini. Namun, ada seperti yang telah dipaparkan di atas, masturbasi yang terlalu sering dapat menimbulkan efek-efek kesehatan yang tidak diinginkan. Jadi, ada baiknya jika dorongan untuk masturbasi tidak selalu “dituruti”. Cobalah untuk mengalihkan perhatian, setiap kali merasa ingin melakukan masturbasi, apalagi jika sudah terlalu sering.

dikutip dari : klikdokter.com